Ringkasan Aqidah Ahlus Sunnah Waljama'ah
1. Iman ialah membenarkan dengan hati. Kemudian iman yang sempurna
ialah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan
seluruh anggota badan.
2. Tuhan itu ada, namanya Allah, dan ada 99 nama bagi Allah SWT
(Asmaul Husna) yang tertuang dalam hadits Rasulullah SAW riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim,
disebutkan secara terperinci nama-nama tersebut dalam riwayat Imam Tirimidzi,
tetapi dalam riwayat Imam Ahmad bahwa Asmaul Husna tidak terbatas :
أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ
بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ
خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
“Aku meminta kepada-Mu dengan perantara semua nama-Mu, yang Engkau
gunakan untuk menamakan diri-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau
yang Engkau ajarkan kepada seseorang diantara makhluk-Mu, atau yang Engkau
simpan dalam sebagai rahasia di sisi-Mu.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Ibnu Hibban).
Ringkasnya Nama Tuhan
tidak boleh dibuat-buat oleh manusia, tetapi harus seperti yang telah
ditetapkan Allah SWT dalam Al-Qur’an, Hadits Nabi SAW dan para Ulama. Siapa yang menghafalkan, meyakini dan mengamalkannya akan
dimasukkan ke dalam surga (sebagaimana yg telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari,
Imam Muslim dan Imam Tirmidzi).
3. Allah SWT mempunyai sifat banyak sekali,
yang boleh disimpulkan : Allah SWT mempunyai sifat-sifat Jalal (keagungan),
Jamal (keindahan), dan Kamal (kesempurnaan). Dan
mustahil (tidak mungkin) Allah SWT mempunyai sifat kekurangan juga tersifati
kekurangan.
4. Sebagian sifat yang wajib diketahui oleh sekalian mukmin yang
baligh berakal adalah 20 sifat yang wajib dan 20 sifat yang mustahil (tidak
mungkin) ada bagi Nya.
Sifat yang harus ada bagi Nya, yaitu :
a. Wujud artinya ada, mustahil Adam : tidak ada.
b. Qidam artinya yang terdahulu wujud Nya, mustahil Huduts : baru
(didahului ketiadaan).
c. Baqa’ artinya kekal, mustahil Fana : berkesudahan.
d. Mukhalafatu lilhawaditsi artinya Dia berlainan dengan segala
makhluk, mustahil Mumatsalah lilhawaditsi : Dia serupa
dengan makhluk Nya.
e. Qiyamuhu binafsihi artinya Dia berdiri sendiri, bukan berdiri di
atas zat lain, mustahil Ihtiyaj lighoirihi : Dia berdiri di atas zat lain.
f. Wahdaniyah artinya Dia Esa, mustahil Ta’adud : Dia banyak.
g. Qudrat artinya Dia kuasa, mustahil A’jzu : Dia tidak
kuasa.
h. Iradat artinya Dia menentukan sendiri dengan kehendak-Nya,
mustahil Karohah : Dia dipaksa.
i. Ilmu artinya Dia tahu, mustahil Jahl : Dia tidak tahu
(bodoh).
j. Hayat artinya Dia hidup, mustahil Maut : Dia mati.
k. Sama’ artinya Dia mendengar, mustahil Somam : Dia tidak
mendengar (tuli).
l. Bashar artinya Dia melihat, mustahil A’ma : Dia buta.
m. Kalam artinya Dia berfirman, mustahil Bakm : Dia bisu.
n. Kaunuhu Qadiran artinya Dia dalam keadaan berkuasa mustahil Aa’jizan : Dia dalam
keadaan tidak berkuasa.
o. Kaunuhu muridan artinya Dia dalam keadaan mempunyai kehendak,
mustahil Kaarihan : Dia dalam keadaan yang tidak mempunyai kehendak.
p. Kaunuhu ‘Aliman artinya Dia dalam keadaan tahu, mustahil Jaahilan : Dia dalam
keadaan tidak tahu.
q. Kaunuhu Hayyan artinya Dia dalam keadaan hidup mustahil Mayyitan : Dia dalam
keadaan mati.
r. Kaunuhu Samii’an artinya Dia dalam keadaan mendengar, mustahil Ashomma : Dia dalam
keadaan tidak mendengar.
s. Kaunuhu Bashiiran artinya Dia dalam keadaan melihat, mustahil A’ama : Dia dalam
keadaan tidak melihat.
t. Kaunuhu Mutakalliman artinya Dia dalam keadaan berfirman,
mustahil Abkam : Dia dalam keadaan bisu.
u. Kemudian ditambah satu dengan sifat jaiz bagi Allah SWT,
yaitu: Allah SWT boleh melakukan sesuatu
dan boleh tidak melakukannya.
Demikian 20 sifat yang wajib (mesti ada) bagi Allah SWT, 20 sifat
yang mustahil (tidak mungkin ada bagi Allah SWT), dan satu sifat jaiz bagi Allah
SWT.
5. Wajib yakin bahwa Malaikat ada, mereka banyak,
bahwasanya mereka itu hamba Allah yang mulia, bukan laki-laki, bukan perempuan,
dan sangat taat kepada Allah dan tiada berbuat ma’siat, dan bisa berubah bentuk.
Malaikat yang wajib dihafal nama beserta tugasnya
ada 10, yaitu:
1. Jibril as. yang menyampaikan wahyu.
2. Mikail as. yang mengatur hujan dan rizqi.
3. Israfil as. yang meniup sangkala.
4. Izrail as. yang mencabut nyawa.
5. Raqib as. yang mencatat perbuatan baik.
6. ‘Atid as. yang mencatat perbuatan buruk.
7. Munkar as. yang menanyai di alam qubur.
8. Nakir as. yang menanyai di alam qubur.
9. Ridhwan as. yang menjaga pintu surga.
10. Malik as. yang menjaga pintu neraka.
6. Wajib dipercayai adanya kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada
Rasul-rasulNya ASW untuk disampaikan kepada umatnya. Kitab yang wajib diketahui
secara terperinci adalah 4 (empat), yaitu :
a. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as.
b. Kitab Zabur yang diturunkan kpada Nabi Daud as.
c. Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as.
d. Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kpada Nabi Muhammad saw.
Dan ada juga shuhuf atau shahifah, yaitu lembaran-lembaran suci
yang berisi Kalamullah yang diturunkan kepada beberapa Nabi, yaitu:
10 shuhuf kepada
Nabi Adam As
50 shuhuf kepada
Nabi Syits as.
30 shuhuf kepada Nabi Idris As
10 shuhuf kepada
Nabi Ibrahim as.
10 shuhuf kepada Nabi Musa as. (sebelum taurat diturunkan)
Jadi semua shuhuf dan Kitab suci yang telah
Allah SWT turunkan kepada para RasulNya ASW sebanyak 114.
Pelengkap dan
penyempurna semua shuhuf dan kitab suci adalah Al-Qur’an. Sehingga tidak layak
untuk mencari shuhuf dan kitab sebelum Al-Qur’an karena Allah SWT telah
memberikan kepada Umat Rasulullah SAW kitab suci yang sempurna dan terjaga.
7. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah mempercayai
sekalian para Nabi dan Rasul ASW yang diutus Allah SWT kepada manusia, mereka
banyak dengan riwayat : 124.000 atau 224.000 Nabi ASW sedangkan Rasul ASW hanya
313 atau 314 atau 315, Dalam Al-Qur’an ada yang diterangkan Allah SWT kepada manusia
dan ada yang tidak diterangkan. Tetapi yang
wajib diketahui secara terperinci adalah 25 Nabi dan Rasul ASW yang dinyatakan dalam Al-Qur’an yaitu :
1. Nabi Adam As 11. Nabi Yusuf As 21. Nabi Yunus As
2. Nabi Idris As 12. Nabi Ayub AS 22. Nabi Zakaria As
3. Nabi Nuh As 13. Nabi Syu’aib AS 23. Nabi Yahya As
4. Nabi Hud As 14. Nabi Harun As 24. Nabi Isa As
5. Nabi Sholeh As 15. Nabi Musa As 25. Nabi Muhammad SAW
6. Nabi Ibrohim As 16. Nabi Ilyasa As
7. Nabi Luth As 17. Nabi Dzulkifli As
8. Nabi Ismail As 18. Nabi Daud As
9. Nabi Ishak As 19. Nabi Sulaiman As
10. Nabi Ya’qub As 20. Nabi Ilyas As
Dari 25 Rasul tersebut Allah SWT memilih lagi menjadi 5 Rasul
dengan gelar “ Ulu Azmi “ dikarenakan beliau-beliau mempunyai keteguhan dan
kesabaran yang tinggi disisi Allah SWT, mereka itu :
1. Nabi Muhammad SAW
2. Nabi Isa As
3. Nabi Musa As
4. Nabi Ibrohim As
5. Nabi Nuh As
Setelah terpilihnya 5 Rasul Ulul Azmi, ada 1 Rasul yang menjadi
sangat terpilih dikarenakan kedudukannya yang tertinggi disisi Allah SWT yaitu
:
1. Nabi Muhammad SAW
Al-Musthofa
Maka bagi kita selaku muslim wajib mengetahui dan hafal 25 Rasul
tersebut beserta nama-namanya meskipun kita umat Nabi Muhammad SAW dikarenakan
mereka saudara seiman dengan kita dan mereka hamba-hamba Allah SWT pilihan.
Semoga tetap bagi mereka sholawat beserta salam. Aamiin.
Demikianlah para manusia pilihan Allah SWT, semoga kita disatukan
serta dikumpulkan bersama meraka semua di surganya kelak.Aamiin.
8. Setiap orang Islam wajib mempercayai adanya hari akhirat.
Permulaan hari akhirat itu bagi setiap manusia adalah sesudah mati, yaitu:
a. Setiap orang akan mati apabila jangka usianya sudah habis (dinamakan juga Kiamat kecil).
b. Setelah mati lalu dikuburkan lalu di dalam kuburnya akan ditanya
:
Siapa Tuhannya ? siapa
Nabinya ? Apa kitab sucinya ? dan
lain-lain. Pertanyaan tersebut diajukan oleh malaikat Mungkar dan Nakir di alam barzakh (alam kubur).
c. Hamba yang taat
akan mendapatkan ni’mat, Orang yang jahat dan ahli ma’siat
akan disiksa di dalam kubur.
d. Suatu waktu akan terjadi kiamat besar, dunia akan hancur luluh dan
semua manusia bahkan semua makhluk di atas dunia akan mati dan hancur pula.
e. Kemudian pada suatu waktu pula akan dibunyikan terompet sehingga
seluruh makhluk yang mati akan bangkit kembali, berkumpul di padang mahsyar.
f. Akan diadakan hisab, yaitu perhitungan dosa dan pahala.
g. Di Padang Mahsyar akan ada syafaat (pertolongan) bagi orang-orang yg berdosa dari Nabi Muhammad SAW (Syafa’atul Udzma) dan Syafaat dari hamba-hamba
pilihan dibawah naungan bendera beliau SAW dengan seizin
Allah SWT.
h. Akan ada timbangan untuk menimbang dosa dan pahala.
i. Akan ada titian (jembatan) Shirathal Mustaqim yang akan
dibentangkan di atas neraka yang harus dilalui oleh sekalian manusia.
j. Akan ada telaga Kautsar kepunyaan Nabi Muhammad SAW, di mana hamba-hamba yang beriman
akan dapat minum.
k. Hamba yang lulus ujian dalam meniti Shirathal Mustaqim akan langsung masuk
surga Jannatun Na’im sementara yang tidak lulus akan tergelincir masuk ke dalam
neraka.
l. Hamba yang baik akan langsung masuk surga dan kekal selama-lamanya.
m. Orang yang mu’min yang berdosa dan mati sebelum bertaubat, akan
masuk ke dalam neraka buat sementara dan setelah menjalani hukuman akan
dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam surga buat selama-lamanya.
n. Orang kafir langsung masuk neraka dan kekal selama-lamanya tanpa
ada perhitungan pebuatannya dulu ketika di dunia.
o. Hamba mu’min yang baik-baik akan diberi ni’mat apa saja yang dia sukai,
dan akan diberikan ni’mat lagi yang paling lezat yakni akan melihat Allah SWT
dengan penglihatan kedua mata tanpa ada hijab (penghalang). Demikian secara
ringkas tentang hari akhirat.
9. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah mempercayai adanya Qada’ dan Qadar
yaitu ketentuan ilahi, sebagai berikut:
a. Sekalian yang terjadi di dunia ini sudah ada qadla’ (ketentuan)
Allah SWT yakni hukum Allah SWT dalam azali, bahwa hal itu akan terjadi.
b. Sekalian yang terjadi di alam ini baik atau buruk semuanya
dijadikan Allah SWT. Pendeknya nasib baik dan buruk semuanya dari Allah SWT dan
kita makhluk hanya menjalani ketentuanNya saja.
c. Yang ada bagi manusia hanya berbuat dan berusaha, dan Allah SWT akan memudahkan
dia kepada garis jalan kehidupan yang telah ditentukanNya.
d. Pahala yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia adalah kaena
karunia-Nya dan hukuman yang diberikan kepada manusia adalah karena
keadilan-Nya, semua itu bukan suatu kewajiban bagi Allah SWT tapi suatu
sifat yang boleh dilaksanakan dan boleh juga ditinggalkan.
Kepercayaan orang mu’min menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang
bertalian dengan rukun iman yang enam, yaitu :
1.Percaya kepada Allah SWT.
2.Percaya kepada malaikat-malaikat-Nya.
3.Peracaya kepada kitab-kitab-Nya.
4.Pecaya kepada Rasul-rasul-Nya.
5.Percaya kepada hari qiyamat
6.Dan Percaya kepada qadla’ qadar (ketentuan) Nya.
10. Allah SWT bersama namaNya dan sifatNya semuanya qadim, karena
nama dan sifat itu berdiri di atas Dzat yang qadim, maka dengan demikian semua nama dan sifat Allah SWT
adalah qadim, tidak ada pemulaannya.
11. Al Quran adalah firman Allah SWT yang qadim
(terdahulu tanpa didahului ketiadaaan). Sedangkan apa yang tertulis dalam
mushaf yang menggunakan huruf dan suara ketika melafadzkannya merupakan
gambaran dari Al Quran yang qadim tersebut. Oleh karena itulah Al Quran disebut
dengan qadim (terdahulu tanpa didahului ketiadaaan) dan tidak boleh disebut
makhluk.
12. Rizki sekalian manusia sudah ditaqdirkan dalam azal, tidak
bertambah dan tidak berkurang, tetapi manusia diperintahkan untuk mencari
rizki, diperintahkan untuk berusaha dan tidak boleh berpangku tangan menunggu
saja.
13. Ajal setiap manusia sudah ada jangkanya oleh Allah SWT tidak
dimajukan waktunya, juga tidak dapat ditunda walaupun sekejap mata. Tetapi
manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk berobat kalau sakit, tidak boleh
menunggu ajal saja.
14. Anak-anak orang kafir yang mati kecil (bayi) masuk surga.
15. Do’a hamba mu’min memberi manfaat bagi dirinya
sendiri dan bagi orang lain yang dido’akan.
16. Pahala sedekah, wakaf dan pahala bacaan (tahlil, shalawat dan
bacaan Al-Qur’an) boleh dihadiahkan kepada orang yang telah mati dan sampai
kepada mereka kalau dimintakan kepada Allah SWT untuk
menyampaikannya.
17. Ziarah kubur, khususnya kubur ibu bapak, ulama’-ulama’, hamba yang syahid dan wali-wali Allah SWT, dan,
lebih-lebih maqam Rasulullah SAW, dan maqam sahabat-sahabat beliau adalah sunat
hukumnya, diberi pahala kalau dikerjakan.
18. Berdo’a kepada Allah SWT langsung atau berdo’a dengan memakai
perantara (bertawassul) adalah sunat hukumnya, diberi pahala kalau
mengerjakannya.
19. Masjid di seluruh dunia sama derajatnya, kecuali tiga masjid,
lebih tinggi derajatnya dari yang lain, yaitu Masjid Al-Haram di Makkah, Masjid An-Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsa di Baitul Muqaddas. Berjalan (musafir) untuk beribadah ke masjid yang
tiga tersebut adalah ibadah hukumnya, jika dikerjakan mendapat pahala.
20. Seluruh manusia adalah anak cucu nabi Adam As. Adam As berasal
dari tanah. Malaikat-malaikat dijadikan dari cahaya. Dan Iblis serta jin dijadikan dari api.
21. Bumi dan langit ada. siapa yang mengatakan langit tidak ada Dia
keluar dari lingkungan kaum Ahlussunnah wal Jama’ah.
22. Kalau terdapat ayat-ayat suci Al-Qur’an yang seolah-olah menyatakan
bahwa Allah SWT bertubuh seperti manusia, atau bertangan seperti manusia, atau
bermuka serupa manusia, maka ulama’-ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah mentakwilkan
atau menafsirkan ayat di atas secara majazi (perumpaan) yakni bukan menurut
asal dari perkataan itu, sesudah itu diserahkan kepada Allah SWT apakah yang
sebenarnya yang dimaksud oleh ayat tersebut. Misalnya ayat yang mengatakan
bahwa Tuhan bermuka, maksudnya Dialah Dzat Allah SWT yang Qadim,
yang tidak serupa dengan makhlukNya, kalau terdapat ayat mengatakan “Tuhan
bertangan” maksudnya adalah bahwa “Allah SWT berkuasa” karena tangan itu adalah
alat kekuasaan.
Kalau dijumpai ayat yang mengatakan “Tuhan duduk di atas Arsy”
maksudnya bahwa “Allah SWT menguasai Arsy”. Ada lagi ayat dan hadits yang mengatakan “Tuhan
turun” maka yang turun adalah rahmatNya, bukan tubuhnya sebab Allah SWT tidak bertubuh. Jika
dijumpai ayat mengatakan bahwa “Tuhan itu cahaya”, maka maksudnya adalah Allah
SWT itu memberi cahaya, demikian seterusnya dengan ayat-ayat yang lain.
Hal ini dianggap sangat perlu agar kita tidak terperangkap ke dalam
kekeliruan dalam memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an. Juga agar tidak termasuk
orang-orang yang menyerupakan Allah SWT dengan makhlukNya atau golongan kaum
Musyabbihah atau Mujassimah (yang menerapkan adanya keserupaan Allah SWT dengan
makhluk).
Dalam surat Asy-Syuraa ayat 11 disebutkan sejelas-jelasnya bahwa Allah SWT tidak serupa
dengan makhlukNya. Tetapi dalam mengartikan ayat ini janganlah memakai sembarang
arti. Hendaknya diperhatikan kitab-kitab tafsir Ahlussunnah wal Jama’ah yang
dipercayai, seperti kitab tafsir At-Thabari, Tafsir Al-Jilani, Tafsir Qurthubi, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Jalalain, Tafsir Al-Muniir, dan lain-lain
sebagainya.
23. Bangkit sesudah mati hanya satu kali. Manusia mulanya tidak ada,
kemudian lahir ke dunia kemudian mati. Lalu hidup kembali (bangkit) dari
kematian setelah peniupan terompet dan berkumpul di padang Mahsyar sesuai
dengan ayat Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah ayat 28. Sehingga tidak ada reinkarnasi dan yang semisalnya.
24. Allah SWT dapat
dilihat oleh penduduk surga dengan mata kepala, bukan dengan mata hati saja.
Tetapi tidak boleh berpresepsi bahwa Allah SWT berada dalam surga. Hanya kita
yang bertempat dalam surga yang melihat-Nya. Dan inilah ni’mat terbesar dalam surgaNya
sebagai karunia dari Allah SWT.
25. Pada waktu di dunia tidak ada manusia yang dapat melihat Allah
SWT kecuali Hamba pilihan
yaitu Nabi Muhammad SAW, pada malam Mi’raj.
26. Mengutus rasul-rasul adalah karunia Allah SWT kepada hamba-Nya
untuk menunjuki jalan yang lurus, bukanlah kewajiban Allah SWT untuk mengutus
rasul-rasul-Nya.
27. Wajib diketahui dan diyakini oleh seluruh ummat Islam bahwa Nabi
Muhammad SAW lahir di kota Makkah. Sesudah berusia 40 tahun diangkat menjadi
rasul, lalu diturunkan kepada beliau ayat-ayat Al-Qur’an berturut-berturut
selama 23 tahun. Sesudah 13 tahun menjadi rasul beliau pindah ke Madinah,
menetap disitu sampai wafat. Beliau wafat SAW sesudah
melakukan tugas 23 tahun dalam usia 63 tahun. Makam Nabi Muhammad SAW berada di
Madinah, dalam lingkungan Masjid An-Nabawi di Madinah sekarang.
28. Nabi Muhammad
SAW adalah manusia serupa kita, bukan malaikat. Beliau makan, minum, tidur,
sakit, nikah, mempunyai keluarga serupa manusia biasa. Akan tetapi kemanusiaan
beliau luar biasa, rohaniyah dan jasmaniyah beliau luar biasa kuatnya, karena
kepada beliau diturunkan wahyu ilahi, yang kalau diturunkan di atas bukit maka
bukit tersebut akan hancur lebur. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah menganggap bahwa
Nabi Muhammad SAW walaupun beliau serupa manusia biasa tetapi beliau adalah
sayyidul khalaiq artinya makhluk Allah SWT yang termulia di antara makhluk yang
lain.
29. Silsilah
nenek moyang Nabi Muhammad SAW adalah :
Dari pihak Ayahnya : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf
bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah
bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar
bin Ma’ad bin Adnan (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari).
Dari pihak ibunya : Muhammad bin
Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab.
Bertemunya rantaian nenek
moyang Nabi Muhammad SAW dari ayah dan ibu di kakek Nabi yang kelima dari pihak
ayahnya : Kilab bin Murrah.
Dari Adnan bin Udda bin
Muqawwim bin Nahur bin Tayrah bin Ya’ruba bin Yasyjuba bin Nabat bin Nabi Ismail As bin Nabi Ibrahim As bin Tarih (Azar) bin Nahur bin
Sarug bin Ra’u bin Falikh bin Aybar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nabi Nuh As bin Lamak bin
Muttawasylah bin Nabi Idris As (Akhnunkh) bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin anusy bin Nabi Syits As bin Nabi Adam As (Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hisyam dalam As-Sirah An-Nabawiyyah)
30. Isteri-isteri Nabi Muhammad SAW dari mulai nikah sampai beliau
wafat adalah Ummul Mu'miniin :
1. Khadijah binti Khuwailid Rha ( Rodiyallohu A'nhaa )
2. Saudah binti Zam’ah Rha
3. Aisyah binti
Abu Bakar Rha
4. Hafsah binti
Umar Rha
5. Zainab binti
Khuzaimah Rha
6. Zainab binti
Jahasy Rha
7. Juwairiyah
binti Harits Rha
8. Ummu Habibah
binti Abi Sufyan Rha
9. Shafiyah binti Huyay Rha.
10. Ummu Salamah binti Abu Umayyah Rha
11. Maimunah binti Harits Rha
31. Putra-putri Nabi Muhammad SAW adalah :
1. Zainab Rha ( Rodiyallohu A'nhaa )
2. Ruqayyah Rha
3. Ummu Kultsum Rha
4. Fatimah Rha
5. Qasim Ra ( Rodiyallohu A'nhu )
6. Abdullah Ra
7. Dan Ibrahim Ra.
32. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT kepada seluruh umat
manusia dan jin, tidak pandang suku, tidak pandang negeri dan tidak pandang
agama.
33. Nabi Muhammad SAW Mi’raj ke langit melalui Baitul Muqaddas
(Palestina) tanggal 27 Rajab dan kembali malam itu juga ke dunia membawa
perintah shalat lima kali sehari semalam. Nabi saw. mi’raj dengan badan dan ruh
beliau.
34. Nabi Muhammad SAW terdahulu diangkat menjadi nabi dibanding
nabi-nabi yang lain, yaitu ketika Nabi Adam As masih terbaring
dalam surga sebelum ruh dimasukan ke jiwanya. Karena itu, beliau (Nabi Muhammad
SAW) adalah nabi yang paling dahulu diangkat dan yang paling akhir lahir ke
dunia.
35. Nabi Muhammad SAW memberi syafaat (bantuan) nanti di akhirat
kepada seluruh manusia. Syafaat (bantuan) itu bermacam-macam, diantaranya
menyegerakan proses penghisaban di padang Mahsyar dan lain-lain.
36. Sesudah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, maka pengganti beliau
adalah Sayyidina Abu Bakar ra. sebagai khalifah pertama, Sayyidin Umar bin
Khattab ra. sebagai khalifah kedua, Sayyidina Utsman bin Affan ra. sebagai
khalifah ketiga, dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. sebagai khalifah keempat.
37. Wajib diyakini bahwa yang paling mulia di antara makhluk Allah SWT ialah Nabi
Muhammad SAW, sesudah itu Rasul-rasul ASW yang lain, lalu
para Nabi ASW, para Malaikat, para khalifah yang empat barulah Muslimin yang
lain.
38. Wajib
diyakini bahwa sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling mulia adalah Sayyidina Abu
Bakar Rda, sesudah itu Sayyidina Umar bin Khattab Rda, sesudah itu
Sayyidina Utsman bin Affan Rda lalu Sayyidina Ali bin Abi Thalib Rda, sesudah itu
sahabat-sahabat yang sepuluh yang telah dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW akan
masuk surga, yaitu 4 orang khalifah ditambah dengan Thalhah bin Ubaidillah Rda, Zubair bin
Awwam Rda, Abdurahman bin ‘Auf Rda, Sa’ad bin Abi Waqqas Rda, Sa’id bin Zaid Rda, Abu Ubaidah Rda, Amir bin Jarrah Rda, sesudah itu sahabat-sahabat yang ikut Perang Badar, sesudah itu
sahabat-sahabat yang ikut Perang Uhud, sesudah sahabat-sahabat yang ikut
Bai’atur Ridlwan, lalu sekalian sahabat Nabi Rda.
39. Dalam soal
pertikaian dan peperangan yang terjadi antara para sahabat Nabi SAW, seperti
“Perang Jamal” antara Siti Aisyah dan Sayyidina Ali, “Perang Shifiin” antara
Sayyidina Ali dengan Mu’awiyah, kaum Ahlussunnah wal Jama’ah menanggapi secara
positif tidak banyak dibicarakan, tetapi dianggap bahwa mereka berijtihad
menurut pendapat mereka masing-masing. Kalau ijtihad itu benar pada sisi Allah
SWT mereka dapat pahala dua, tetapi kalau ijtihad mereka salah maka mereka
mendapat pahala satu atas ijtihadnya itu.
40. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah yakin, bahwa sekalian keluarga Nabi
Muhammad SAW, khususnya Siti Aisyah Ummul Mu’minin Rdha yang dituduh
berbuat kesalahan adalah bersih dari noda. Fitnah yang dilancakan kepada
keluarga Nabi SAW adalah fitnah yang dibuat-buat (sebagaimana yang telah diceritakan
dalam Al-Qur'an Surat An Nur ayat 11-26).
41. Kerasulan seorang rasul ASW adalah karunia
Allah SWT. Pangkat tersebut tidak bisa didapatkan dengan diusahakan, umpamanya
dengan bersekolah atau bertapa dan lain-lain.
42. Rasul-rasul ASW yang dibekali dengan mu’jizat, yaitu perbuatan yang ganjil, yang
diluar kemampuan manusia biasa, misalnya Nabi Ibrahim AS tidak tebakar dengan
api, Nabi Isa AS dapat menghidupkan orang yang telah mati, Nabi Musa AS bisa
menjadikan tongkatnya menjadi ular, Nabi Muhammad SAW dengan kitab suci
Al-Qur’an yang tidak dapat ditiru oleh orang-orang yang pandai, air keluar dari
anak jari beliau, bulan dapat dibelah dua, matahari berhenti berjalan, dan lain
sebagainya.
43. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini adanya keramat. Keramat
artinya pekerjaan yang ganjil yang di luar kebiasaan orang, yang mampu
dikerjakan oleh para wali Allah SWT, ulama’-ulama’, orang-orang sholih, umpamanya makanan datang
sendiri kepada Siti Maryam, ahli gua tidur selama 309 tahun tanpa rusak dagingnya.
44. Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir, tidak ada lagi Nabi
sesudah beliau. Begitu juga pangkat kenabian dan kerasulan, begitu juga
nabi-nabi pembantu tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad SAW. Siapa saja yang
menda’wakan dirinya sebagai nabi atau rasul baik nabi bersendiri maupun untuk
menjelaskan syari’at Nabi Muhammad SAW, maka orang itu pembohong yang wajib
dilawan.
45. Wajib dipercayai adanya Arsy, yaitu suatu benda makhluk Allah SWT
yang dijadikan dari nur, terletak di tempat yang tinggi dan mulia, yang tidak
diketahui hakekatnya dan kebesarannya. Hanya Allah SWT yang mengetahui, kita
hanya wajib mengimaninya.
46. Wajib diketahui adanya “Kursi Allah SWT” yaitu suatu benda
makhluk Allah SWT yang bedekatan dan bertalian dengan Arsy. Hakekat keberadaannya
diserahkan kepada Allah SWT. Yang wajib kaum Ahlussunnah wal Jama’ah adalah
mempercayainya.
47. Wajib dipercayai adanya Qalam, yaitu suatu benda yang dijadikan
Allah SWT untuk ‘menuliskan’ segala sesuatu yang akan terjadi di Lauh Mahfudh.
Sekalian yang terjadi di dunia ini sudah dituliskan dengan Qalam di Lauh
Mahfudh terlebih dahulu.
48. Surga dan
neraka bersama penduduknya akan kekal selama-lamanya, tidak akan habis.
Keduanya dikekalkan Allah SWT agar yang berbuat baik merasakan selama-lamanya
ni’mat pekerjaan dan yang berbuat dosa merasai selama-lamanya siksa atas
pebuatannya.
49. Dosa itu,
menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah, terbagi dua, ada dosa besar dan ada dosa
kecil. Dosa besar itu ialah syirik (mempersekutukan Allah SWT) ini paling
berat atau paling besar, membunuh manusia dengan tidak hak, makan riba/rentenir
uang, lari dari medan perang (perang sabil), menjadi tukang sihir, mendurhakai
ibu bapak, berbuat zina, berbuat liwath, berdusta terhadap Nabi dan lain-lain
sebagainya. Kalau dosa besar tidak dikerjakan, maka dosa-dosa kecil akan
diampuni oleh Allah SWT. Dosa besar hanya dapat diampuni kalau si pembuatnya taubat kepada
Allah SWT dengan taubat yang sebenarnya.
50. Islam keturunan atau orang Islam yang lahir dari rahim keluarga muslim
: Sah dan dihukumi sebagai Muslim / Muslimah.
51. Orang mukmin bisa menjadi murtad dengan melakukan
hal-hal di bawah ini :
A. Dalam i’tiqad :
i. Ragu atas adanya Allah SWT.
ii. Ragu akan ke-Rasulan Nabi Muhammad Saw.
iii. Ragu bahwa Al-Qur’an itu wahyu Allah SWT
iv. Ragu bahwa akan ada hari kiamat, hari akhirat, surga, neraka
dan lain-lain sebagainya.
v. Ragu bahwa Nabi Muhammad Saw Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasad.
vi. Meyakini bahwa Allah SWT tidak mempunyai sifat seperti ilmu, hayat, qidam, baqa’, dan
lain-lain.
vii. Meyakini bahwa Allah SWT bertubuh serupa manusia.
viii. Menghalalkan pekerjaan yang telah sepakat ulama’ Islam
mengharamkannya, seperti meyakini bahwa zina boleh baginya, berhenti puasa
Romadhon boleh baginya, membunuh orang boleh baginya, makan minum yang haram
boleh baginya dan lain-lain sebagainya.
ix. Mengharamkan pekerjaan yang sudah sepakat ulama’ Islam
membolehknnya, seperti kawin haram baginya, jual beli haram baginya, makan
minum yang halal haram baginya dan
lain-lain sebagainya.
x. Meniadakan suatu amalan ibadah yang telah sepakat ulama’ Islam
mewajibkannnya, seperti sembahyang, puasa, zakat dan lain-lain sebagainya.
xi. Mengingkari kesahabatan para sahabat-sahabat Nabi SAW yang utama
seperti Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar bin Khathab dan lain-lain
sebagainya.
xii. Mengingkari sepotong atau seluruhnya ayat suci Al-Qur’an atau
menambah sepotong atau seluruh kedalam ayat suci al-Qur’an dengan tujuan
menjadikannya menjadi Al-Qur’an.
xiii. Mengingkari salah seorang Rasul ASW yang telah
sepakat ulama’-ulama’ Islam mengatakannya Rasul.
xiv. Mendustakan Rasul-rasul Allah SWT.
xv. Meyakini ada Nabi sesudah Nabi Muhammad Saw.
xvi. Mendakwahkan jadi Nabi atau Rasul setelah Nabi Muhammad Saw.
B. Dalam amalan :
i. Sujud kepada berhala, pada matahari, pada bulan dan lain-lain.
ii. Sujud kepada manusia dengan suka rela.
iii. Menghina Nabi-nabi atau Rasul-rasul ASW dengan lisan
maupun perbuatan.
iv. Menghina kitab-kitab suci Al-Qur'an dengan lisan atau perbuatan.
v. Mengejek-ejek agama Islam atau Allah SWT dengan lisan
atau tulisan. dll.
C. Dalam perkataan :
i. Mengucapkan “Hai kafir” kepada orang Islam.
ii. Mengejek-ejek atau menghina nama Allah SWT.
iii. Mengejek-ejek hari akhirat, surga dan neraka.
iv. Mengejek-ejek salah satu syari’at, misalnya shalat, puasa,
zakat, haji, thawaf keliling Ka’bah, wukuf di Arafah dan lain-lain sebagainya.
v. Mengejek-ejek malaikat-malaikatNya.
vi. Mengejek-ejek Nabi-nabi dan Rasul-rasul ASW.
vii. Mengejek-ejek keluarga Nabi SAW.
viii. Mengejek-ejek Nabi Muhammad SAW, dll.
Inilah Ringkasan dari Aqidah Ahlu Sunnah Wal-jama'ah yg bersumber
dari Al-Qur'an, Hadis-hadis Nabi SAW, serta kitab-kitab Ulama Ahlu Sunnah
Wal-jama'ah.
Catatan kecil ini kupersembahkan kepada semua umat Rasulullah SAW.
Kami mohon maaf jika dalam catatan ini banyak kekurangan dan kekeliruan. Terimakasih
banyak jika ada koreksian dan masukan dari pembaca yang budiman.
Semoga Allah SWT menerima amal yang sedikit ini, menjadi saksi
kelak di hari kiamat di sisi kekasihNya dan obat serta wasilah bagi seluruh
umat Rasulullah SAW. Aamiin.
اوصيكم واياي بتقوى الله, واستودعكم الله. والله أعلم.
Purwakarta, revisi : 06.12 WIB, Sabtu 28 Jumadil Awwal 1446 H / 30 November 2024 M.
Adh-dho'iif,
Al-Faqiir, Adz-Dzaliil : Ahmad Fudoli Zaenal Arifin, Lc M.Ag