Halaman

Kamis, 11 Mei 2023

Menyikapi wabah corona

 

Menyikapi wabah corona

Umat muslim dalam menyikapi wabah virus ini hendaklah dengan meningkatkan kualitas :

1.      Iman

Perlu diketahui dan kita yakini (imani) bahwa virus corona adalah mahluk dari beberapa makhluk Allah SWT tak kasat mata, tetapi Dia SWT sang Maha Ghaib, Sang mencipta dan mematikan makhlukNya yang sangat perlu kita takuti. Corona bukanlah malaikatNya yang bertugas mencabut nyawa makhluk tetapi dia tidak lebih makhluk seperti kita, bedanya hari ini Allah SWT mengutusnya dan mendatangkannya kepada semua umat manusia untuk mengabarkan :

1.      Tentara Allah SWT sangatlah banyak dan tak terhitung

2.      Mengingatkan makhluknya yang ingkar kepada Allah SWT, bahwa adzabNya diakhirat lebih dahsyat dan mengerikan

3.      Mengingatkan hamba Allah SWT yang mu’min dan bertakwa agar istiqomah dalam ketaatan padaNya dan mengabarkan bahwa mereka berada dijalan yang benar dan Allah SWT akan melindunginya dimanapun dan kapanpun berada.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar benar taqwa kepada Nya dan janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam”. (QS Ali Imran : 102).

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. (QS Ali Imran : 145).

أَيْنَما تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

 “Dimana saja kamu berada kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”. (QS An Nisa : 78).

Haruslah kita mengingat firman Allah SWT tentang adzab akhirat agar iman kita semakin kuat

كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.(Al-Qolam : 33)

وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَخْزَى وَهُمْ لَا يُنْصَرُونَ 

 Dan sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan, sedangkan mereka tidak diberi pertolongan.(Fushhilaat : 16) adzab yang ditimpakan kepada kaum A’d yang diperingati oleh Nabi Hud As.

وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى

Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (Thaahaa : 127)

لَهُمْ عَذَابٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَقُّ وَمَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ

Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah. (Ar-Ra’ad : 34)

2.      Takwa

Buktikan kualitas takwa kita dengan cara :

Istiqomah dalam ketakwaan

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنزلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30) نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (31) نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ (32

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah, " kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Fushh-Shilaat : 30-32)

Berwudhu

Segala puji hanya milik Allah SWT dan kembali hanya kepadaNya, akhir-akhir ini Dia yang Maha Bijaksana ingin mengabarkan kepada makhluknya diantara hikmah (manfaat) syariatNya untuk manusia tentang kebersihan yaitu menjaga kesucian dari hadats kecil, hadats besar, dan najis-najis. Semua dunia kesehatan mengajurkan orang-orang untuk selalu mencuci tangan dan membersihkan tempat-tempat umum. Belumkah kita berpikir Allah SWT telah mensyariatkan mandi besar dan wudhu bagi kita yang muslim ?

Jika sebelumnya kita hanya berwudhu 5 kali dalam sehari, pada akhir-akhir ini mari kita perbanyak wudhu dalam setiap keadaan, semoga dengan hal tersebut Allah SWT menjaga kita Dzohir dan bathin.Aamiin.

Berdzikir

Setiap keadaan dan langkah kita jangan lupa untuk berdzikir kepada Allah SWT yang Menghidupkan, Mematikan, Menjaga dan Mengatur semua MakhlukNya.

يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Ar-Rahmaan : 29)

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Al-Baqarah : 152)

Berdo’a

Mari sama-sama memperbanyak bacaan kalimat ini :

Do’a Nabi Yunus As :

لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ  

Do’a Nabi Adam As dan Siti Hawa Rdha :

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ 

Do’a Husus yang diberikan Allah SWT kepada Umat Nabi Muhammad SAW :

رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

Do’a dari Nabi Muhammad SAW agar terhindar dari segala penyakit berbahaya

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

Artinya:

"Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra dan keburukan segala macam penyakit." (Hadis Riwayat Abu Dawud nomor 1554)

تَحَصَّنْتُ بِذِيْ الْعِزَّةِ وَاْلجَبَرُوْتِ, وَاعْتَصَمْتُ بِرَبِّ اْلمَلَكُوْتِ, وَتَوَكَّلْتُ بِاْلحَيِّ الَّذِيْ لَايَمُوْتُ, اِصْرِفْ عَنَّا اْلأَذَى اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. 3x

Aku berlindung kepada Sang Maha Mulia dan Perkasa, Dan Aku percaya penuh kepada Tuhan seluruh jagat raya, dan Aku berserah diri kepada Sang Maha Hidup yang tidak Mati, Yaa Allah Jauhkanlah dari kami marabahaya, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.Aamiin.

يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اِرْحَمْنَا وَسَلِّمْنَا وَاْلمُسْلِمِيْنَ

يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اِرْحَمْنَا وَسَلِّمْنَا وَاْلمُسْلِمِيْنَ مِمَّا نَخَاف فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ

يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ سَلِّمْنَا وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاحْفَظْنَا لَنَا وَعَافِنَا وَقِنَا وَاِيَّاهُمْ شَرَّ مَاصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. آمِيْنَ.

Wahai Sang Maha Penyayang selamatkanlah kami dan umat Islam, Wahai Sang Maha Penyayang selamatkanlah kami dan umat Islam dari ketakutan, Wahai Sang Maha Penyayang selamatkanlah kami dan umat Islam, jagalah kami, maafkan kami, lindungi kami dan mereka dari keburukan marabahaya dunia dan akhirat.Aamiin.

Perbanyaklah dzikir dibawah ini :

يَااللهُ / يَااللهُ يَارَبِّ / يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ/ اللهُ

dan sholawat

الصَّلَاةُ اْلحَصْرِيَّةُ (Sholawat Teringkas)

صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Artinya : Yaa Allah berikanlah rahmat dan keselamatan baginya (Nabi Muhammad SAW)

Boleh juga do’a-do’a, dzikir dan sholawat ringkas yang anda hafal dan faham.

Jagalah kesehatan dengan cara menjaga pola makan dan minum, serta istirahat. Dan jangan lupa ikuti anjuran dari MUI, pemerintah dan bidang kesehatan, selagi tidak ,melanggar syari’at.

Dan akhirnya kami hanya berdo’a dengan doa yang diajarkan dari Tuhan Kami (Allah SWT) dalam firmanNya surah Ali Imran ayat 191

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Catatan kecil ini kupersembahkan kepada semuanya hususnya kepada kedua orang tua kami, guru-guru kami, putra putri serta istri tercinta dan semua umat Rasulullah SAW. Kami mohon maaf jika dalam catatan ini banyak kekurangan dan kekeliruan. 

Dan terimakasih banyak jika ada koreksian dan masukan dari pembaca yang budiman. 

Semoga Allah SWT menerima amal yang sedikit ini, menjadi saksi kelak di hari kiamat di sisi kekasihNya dan obat serta wasilah bagi seluruh umat Rasulullah SAW. Aamiin.

اوصيكم واياي بتقوى الله, واستودعكم الله

والله أعلم بالصواب والمراد

 

Purwakarta, revisi : 23.31 WIB, Rabu 17 Dzulhijjah 1444 H / 05-07-2023 M.

Adh-dho'iif, Al-Faqiir, Adz-Dzaliil : Ahmad Fudoli Zaenal Arifin, Lc M.Ag

Kisah ringkas Nabi Musa As dalam Al-Qur’an

 Kisah Nabi Musa As dalam Al-Qur’an diterangkan kurang lebih di 30 surat, paling banyak di surat :

1.      Al-Baqarah

2.      Al-A’raf

3.      Thaha

4.      Qashas

Allah SWT dengan sifat kasih sayangNya telah memperingati Fir’aun dan pengikutnya dengan berbagai macam tanda-tanda kebesarannya, sehingga puncaknya Nabi Musa As berdo’a dan permintaan dengan pengkabaran kepada kita oleh Allah SWT dalam firmanNya dibawah ini :

وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلأهُ زِينَةً وَأَمْوَالا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ (88) قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ (89

Musa berkata.”Ya Tuhan kami. sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami. binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman sehingga mereka melihat siksaan yang pedih.” Allah berfirman, "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua. Karena itu, tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.”

·         Dan akhirnya Allah mengabulkan do’a dari waliNya Nabi Musa As, dan mewahyukan kepadanya dengan perintah untuk membawa hambaNya yang shaleh pergi dari Negeri Mesir. Hal ini diabadikan olehNya dalam firmanNya berikut ini Syurat Asy-Syu’araa:

وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ (52) فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (53) إِنَّ هَؤُلاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ (54) وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ (55) وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ (56) فَأَخْرَجْنَاهُمْ مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (57) وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (58) كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي إِسْرَائِيلَ (59) }

Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, "Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli.” Kemudian Fir’aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir'aun berkata), "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga. Maka Kami keluarkan. Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.

فَأَتْبَعُوهُمْ مُشْرِقِينَ (60) فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ (61) قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ (62) فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ (63) وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآخَرِينَ (64) وَأَنْجَيْنَا مُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ (65) ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ (66) إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ (67) وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (68)

Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar­-benar akan tersusul.” Musa menjawab, "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Lalu Kami wahyukan kepada Musa "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.

Hikmah banyaknya kisah Nabi Musa As dalam A-Qur’an :

1.      Banyak terjadi ujian dan bencana (Nabi Musa As dan umatnya tidak terkena dampak hal tersebut)

2.      Kisahnya banyak kesamaan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW

3.      Ibrah bagi umat Nabi Muhammad SAW

Catatan kecil ini kupersembahkan kepada semuanya hususnya kepada kedua orang tua kami, guru-guru kami, putra putri serta istri tercinta dan semua umat Rasulullah SAW. Kami mohon maaf jika dalam catatan ini banyak kekurangan dan kekeliruan. 

Dan terimakasih banyak jika ada koreksian dan masukan dari pembaca yang budiman. 

Semoga Allah SWT menerima amal yang sedikit ini, menjadi saksi kelak di hari kiamat di sisi kekasihNya dan obat serta wasilah bagi seluruh umat Rasulullah SAW. Aamiin.

اوصيكم واياي بتقوى الله, واستودعكم الله

والله أعلم بالصواب والمراد

 

Purwakarta, revisi : 23.31 WIB, Rabu 17 Dzulhijjah 1444 H / 05-07-2023 M.

Adh-dho'iif, Al-Faqiir, Adz-Dzaliil : Ahmad Fudoli Zaenal Arifin, Lc M.Ag

Rabu, 03 April 2013

Biografi Imam Shan'ani Ra ( 1059H - 1182H )


Beliau adalah Muhammad bin Ismail bin Shalah Al Amir Al Kahlani Ash Shan’ani. Beliau dilahirkan pada tahun 1059 H di daerah yang bernama Kahlan, kemudian beliau pindah bersama ayahnya ke Kota Shan’a, ibukota Yaman.
Beliau menimba ilmu dari ulama yang berada di Shan’a kemudian beliau rihlah(melakukan perjalanan) ke Kota Makkah dan belajar hadits di hadapan para ulama besar yang ada di Makkah dan Madinah.
Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu sehingga beliau mengalahkan teman-teman seangkatannya. Beliau menampakkan kesungguhan dan berhenti ketika ada dalil serta jauh dari taklid dan tidak memperdulikan pendapat-pendapat yang tidak ada dalilnya.
Beliau mendapatkan ujian dan cobaan yang menimpa semua orang yang mengajak kepada kebenaran dan mendakwahkannya secara terang-terangan pada masa-masa penuh fitnah dari orang yang semasa dengan beliau. Namun Allah menjaga beliau dari makar mereka dan melindungi beliau dari kejelekan mereka.
Khalifah Al Manshur yang termasuk penguasa Yaman mempercayakan kepada beliau untuk memberikan khutbah di Masjid Jami’ Shan’a. Beliau terus menerus menyebarkan ilmu dengan cara mengajar, memberi fatwa dan mengarang. Beliau tidak pernah takut terhadap celaan orang-orang ketika beliau berada dalam kebenaran dan beliau tidak peduli dalam menjalankan kebenaran akan ditimpa ujian sebagaimana telah menimpa orang-orang yang mengikhlaskan agama mereka untuk Allah, beliau lebih mendahulukan keridhaan Allah di atas keridhaan manusia.
Sangat banyak orang-orang yang datang menimba ilmu dari beliau, mulai dari orang-orang yang khusus maupun masyarakat umum. Mereka mempelajari berbagai kitab-kitab hadits di hadapan beliau. Dan mereka mengamalkan ijtihad-ijtihad beliau dan menampakkannya di hadapan orang banyak.
Beliau memiliki banyak karangan. Di antaranya:
1. Subulus Salam
2. Minhatul Ghaffar
3. Syarhut Tanfih Fi Ulumil Hadits, dan lain-lain.
Beliau memiliki karangan-karangan lain yang ditulis secara terpisah yang seandainya dikumpulkan maka akan menjadi berjilid-jilid.
Beliau memiliki syair yang fasih dan tersusun rapi, yang kebanyakannya tentang pembahasan-pembahasan ilmiah dan bantahan terhadap orang-orang di zaman beliau. Kesimpulannya beliau termasuk seorang ulama yang melakukan pembaharuan terhadap agama.
Beliau wafat pada 3 Sya’ban 1182 H dengan umur 123 tahun. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas.
(Diterjemahkan secara bebas dari Muqadimah Kitab Subulus Salam)

Catatan kecil ini kupersembahkan kepada semuanya hususnya kepada kedua orang tua kami, guru-guru kami, putra putri serta istri tercinta dan semua umat Rasulullah SAW. Kami mohon maaf jika dalam catatan ini banyak kekurangan dan kekeliruan. 

Dan terimakasih banyak jika ada koreksian dan masukan dari pembaca yang budiman. 

Semoga Allah SWT menerima amal yang sedikit ini, menjadi saksi kelak di hari kiamat di sisi kekasihNya dan obat serta wasilah bagi seluruh umat Rasulullah SAW. Aamiin.

اوصيكم واياي بتقوى الله, واستودعكم الله

والله أعلم بالصواب والمراد

 

Purwakarta, revisi : 23.31 WIB, Rabu 17 Dzulhijjah 1444 H / 05-07-2023 M.

Adh-dho'iif, Al-Faqiir, Adz-Dzaliil : Ahmad Fudoli Zaenal Arifin, Lc M.Ag

Biografi Imam Suyuthi Ra ( 849H - 911H )


Kepribadian Imam Jalaluddin As-Suyuthi dengan berbagai aspeknya, tanpa diragukan lagi adalah kepribadian yang unik yang pantas diteliti dan dipelajari. Beliau banyak memperdalam ilmu-ilmu agama dan bahasa, mengarang buku-buku kesusastraan, juga menaruh perhatian besar terhadap sejarah, politik dan sosial.
Beliau dipandang sebagai salah seorang sastrawan paling terkenal pada abad kelima belas. Dengan penanya, beliau menggeluti segala bidang ilmu. Beliau menulis tentang Al-Qur’an, al-Hadits, Fiqh, Sejarah, bahasa, Balaghah, Kesusastraan dan lain sebagainya.
Beliau juga sangat cinta pada ilmu. Beliau berpindah-pindah dari satu pusat pendidikan ke pusat pendidikan lainnya. Sumber-sumber sejarah menuturkan bahwa beliau telah belajar kepada enam ratus Syaikh (guru) pada zamannya di berbagai negara.
Nama lengkap beliau adalah Abdur Rahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiq Al-Khudhari As-Suyuthi, yang diberi gelar Jalaluddin atau Abul Fadhl. Beliau juga dinamakan Al-Khudhari ini dinisbahkan kepada Al-Khudhariyah, yaitu nama sebuah tempat di Baghdad. Dan beliau terkenal dengan nama As-Suyuthi, dinisbahkan kepada As-Suyuthi, yaitu sebuah tempat asal dan tempat hidup seluruh leluhur serta ayah beliau, sebelum berpindah ke Kairo.
Beliau dilahirkan di Kairo pada tanggal 1 Rajab 849 H. Ayahnya mendidiknya dengan menghafal Al-Qur’an, dan wafat saat As-Suyuthi masih berumur lima tahun. Ketika ayah beliau meninggal dunia, beliau menghafal Al-Qur’an sampai surat At-Tahrim.
Beliau telah menghafal Al-Qur’an seluruhnya pada usia kurang dari delapan tahun. Hal itu menunjukkan kemampuannya dalam hafalan, yang selanjutnya menguatkan beliau untuk menghafal sebanyak 200.000 (dua ratus ribu) hadits, sebagaimana dinyatakan dalam kitabnya Tadribur Rawi.
As-Suyuthi belajar fiqh pada seorang Syaikh yang hidup pada masa itu, yaitu Ilmuddin Al-Bulqini dan beliau tetap belajar padanya hingga sang guru wafat.
Semasa hidup Al-Bulqini, beliau telah mengarang sebuah kitab yang berjudul “Syarh Al-Isti’adzah Wa Al-Basmalah”. Kemudian kitab tersebut, diperiksa oleh gurunya, Al-Bulqini, memujinya serta memberi kata pengantar pada kitab itu. Kemudian As-Suyuthi melanjutkan studinya dalam ilmu fiqh Asy-Syafi’i pada putra gurunya (Al-Bulqini). Dari guru baru inilah beliau banyak mempelajari beberapa kitab fiqh madzhab Syafi’i. Setelah itu, beliau terus melanjutkan pada Asy-Syaraf Al-Manawi.
Dan beliau belajar pada Al-Imam Taqiyuddin as-Subki Al-Hanafi selama empat tahun, selain itu beliau juga mempelajari darinya hadis dan bahasa.
Selama empat tahun pula, beliau belajar Ilmu Ushul dan Tafsir dari seorang pakar ilmu tersebut, yaitu al-Kaafiji. Beliau juga mengadakan sejumlah rihlah (lawatan keilmuan), dimana beliau berkunjung ke Yaman, Maroko dan India.
Beliau juga menyibukkan diri untuk memberi fatwa, mengajar fiqh, hadits, nahwu (ilmu tata bahasa Arab) dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Pada usia empat puluh tahun, beliau berhenti memberikan fatwa dan mengasingkan diri di rumah untuk sepenuhnya mengarang. Pekerjaan itu tetap ditekuninya hingga tiba ajalnya. Beliau wafat hari Jum’at pagi tanggal 19 Jumadil Ula 911 H, dan dikuburkan di Qushun.
Pujian Para Ulama
Ibnu Ammar Al-Hambali pernah memuji beliau dengan perkataannya: “Beliau adalah sandaran peneliti yang cermat, juga mempunyai banyak karangan yang unggul dan bermanfaat”.
Asy-Syaukani juga pernah memuji beliau dengan perkataannya: “Beliau adalah seorang imam besar dalam masalah Al-Kitab dan As-Sunnah, yang mengetahui ilmu-ilmu ijtihad dengan sangat luas, juga memiliki pengetahuan yang memisahkan diri dari pengetahuan ijlihad”.
Asy-Syaukani berkata lagi tentang As-Suyuthi: “Beliau terkenal menguasai semua disiplin ilmu (agama), melampaui teman-temannya dan namanya terkenal di mana-mana dengan sebutan yang baik dan beliau juga telah mengarang kitab-kitab yang, berguna”.
Hasil Karya Ilmiah
Tak diragukan lagi, bahwa karya-karya As-Suyuthi terdengar dan tersebar di mana-mana, beraneka ragam ilmu agama yang ditulisnya. Beliau mempunyai andil besar dalam ilmu hadis, Fiqh, Al-Qur’an. Ushul, bahasa dan sejarah.
Dalam setiap karya tulisnya, tercermin karakteristik As-Suyuthi. Adapun jumlah karya tulis beliau mencapai sekitar 600 (enam ratus) buku. Dan cukup kiranya kami sebutkan sebagian, antara lain sebagai berikut :
Al-ltqan fi ‘Ulumil Qur’an, Is’aful mubtha’ fi Rijalil Mutha’, Asmaa-ul Mudallisin, Al-Iklil fi Istimbaath At-Tanzil, Tanasuqud durari fi Tanasubis Suari, Al-Amru Bil Ittiba’ Wan Nahyu ‘Anil Ibtida dan lainnya

Catatan kecil ini kupersembahkan kepada semuanya hususnya kepada kedua orang tua kami, guru-guru kami, putra putri serta istri tercinta dan semua umat Rasulullah SAW. Kami mohon maaf jika dalam catatan ini banyak kekurangan dan kekeliruan. 

Dan terimakasih banyak jika ada koreksian dan masukan dari pembaca yang budiman. 

Semoga Allah SWT menerima amal yang sedikit ini, menjadi saksi kelak di hari kiamat di sisi kekasihNya dan obat serta wasilah bagi seluruh umat Rasulullah SAW. Aamiin.

اوصيكم واياي بتقوى الله, واستودعكم الله

والله أعلم بالصواب والمراد

 

Purwakarta, revisi : 23.31 WIB, Rabu 17 Dzulhijjah 1444 H / 05-07-2023 M.

Adh-dho'iif, Al-Faqiir, Adz-Dzaliil : Ahmad Fudoli Zaenal Arifin, Lc M.Ag

Biografi Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani Ra ( 733H - 852H )


Syaikhul Islam, pemegang bendera sunnah, pemimpin makhluq, Qadhi Al-Qudhat, Abu Al-Fadhl. Ayahnya adalah salah seorang ahli di bidang fiqh, bahasa Arab, qira’ah, dan sastra, cerdas, terhormat dan disegani. Ia pernah menjabat sebagai qadhi, suka menulis, dan profesional dalam hal mengajar dan berfatwa.
Imam Ibnu Hajar dilahirkan pada tanggal 12 Sya’ban 773 H. di Mesir. Ia tumbuh besar di Mesir setelah ibunya meninggal, lalu ia dipelihara oleh bapaknya dengan penuh penjagaan dan perlindungan yang ketat. Bapaknya tidak pernah membawanya ke maktab (tempat belajar anak-anak) kecuali setelah ia berumur lima tahun.
Jenjang Keilmuan Beliau
Ia hapal Al-Qur’an dalam usia sembilan tahun. Ia juga hapal Al-’Umdah, Al-Hawi Al-Shaghir, Mukhtashar Ibnu Hajib Al-Ashli, Mulhah Al-I’rab, dan sebagainya. Yang pertama kali ia tekuni adalah pembahasan kitab Al-’Umdah pada usia masih kecil kepada Al-Jamal bin Zhahirah di Mekkah. Kemudian ia belajar suatu ilmu kepada Al-Shadr Al-Ubsaithi di Kairo. Lalu semangatnya untuk menekuni bidang keilmuan terhenti karena tidak ada yang mendukungnya sampai ia berumur tujuh belas tahun. Kemudian ia belajar dengan tekun kepada salah seorang yang menerima wasiat untuk memeliharanya -yaitu Al-’Allamah Al-Syams bin Al-Qaththan- dalam bidang Fiqh, bahasa Arab, ilmu hitung, dan membaca sebagian besar dari Kitab Al-Hawi. Di samping itu, ia juga belajar fiqh dan bahasa Arab dengan tekun kepada An-Nur Al-Adami. Guru fiqh lainnya adalah Al-Anbasi. Dan selama beberapa saat ia juga belajar fiqh kepada Al-Bulqini dengan menghadiri beberapa kali kuliahnya tentang fiqh dan membaca sebagian besar kitab Al-Raudhah di hadapannya dengan catatan pinggir yang ditulis olehnya. Ia pernah belajar secara khusus kepada Ibnu Al-Mulaqqin dan membaca sebagian besar syarh yang ditulisnya atas kitab Al-Minhaj. Kemudian ia belajar kepada ‘Izzuddin bin Jama’ah dalam berbagai cabang ilmu dalam waktu yang cukup panjang, yaitu sejak tahun 790 H sampai Syekh ‘Izzuddin wafat pada tahun 819 H. Ia memberi komentar terhadap sebagian syarh Syekh ‘Izzuddin atas kitab Jam’ A1-Jawami’. Ia juga menghadiri sejumlah perkuliahan yang disampaikan oleh Al-Hammam Al-Khawarizmi, dan sebagainya. Ia belajar ilmu bahasa kepada Al-Fairuz Abadi, penyusun Al-Qamus Al-Muhith, belajar bahasa Arab kepada Al-Ghumari dan Al-Muhibb bin Hisyam, belajar ilmu qira’at sab’ah kepada Al-Burhan At-Tanukhi, dan menekuni berbagai bidang ilmu hingga mencapai titik puncaknya.

Belajar Ilmu Hadits
Allah menganugerahinya rasa cinta terhadap bidang hadits, sehingga ia memperhatikannya dalam berbagai aspeknya. Ia belajar hadits untuk pertama kalinya pada tahun 793 H. Akan tetapi baru mempelajarinya dengan penuh keseriusan dan kesungguhan pada tahun 796 H. Karena mempelajari hadits itu -menurut pengakuan dalam tulisannya- dapat menghilangkan hijab (penghalang), membukakan pintu, memacu semangat yang tinggi untuk berhasil, dan mendatangkan hidayah kepada jalan yang lurus. Oleh karena itu, ia mempelajarinya dari para guru yang ada waktu itu. Ia belajar di sisi Az-Zain Al-’Iraqi selama sepuluh tahun untuk mempelajari sebagian besar karyanya dan karya ulama lainnya. Ia juga mengadakan rihlah (perlawatan menuntut ilmu) ke negara-negara Syam dan Hijaz untuk belajar dari sejumlah guru, sehingga jumlah gurunya waktu tidak itu ada yang menyamainya. Para gurunya memberinya ijin untuk berfatwa, mengajar, dan menyebarluaskan hadits dengan menelaah, membacakan, dan menulis kitab. Kitab-kitab yang ditulisnya -kebanyakan dalam bidang hadits- lebih dari seratus lima puluh buah, dan semuanya mendapat sambutan yang baik dan diterima oleh umat, terutama kitab Fath Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari sungguh luar biasa. Banyak guru dan teman-temannya begitu antusias untuk mendapatkan tulisan-tulisannya, demikian juga orang-orang setelahnya. Kitab-kitabnya yang besar tersebar luas dan diajarkan oleh banyak orang pada masa hidupnya.

Beliau Menjadi Qadhi (Hakim Islam)
Ia teguh pendiriannya untuk tidak terlibat dalam dunia peradilan, sehingga ketika Al-Shadr Al-Munawi menawarkan kepadanya untuk menggantikan posisinya sebagai qadhi ia menolaknya, namun kemudian Sultan Al-Muayyad menyerahkan kepadanya peradilan dalam bidang tertentu, yang kemudian jabatan itu diminta oleh Jalaluddin Al-Bulqini, maka diserahkannya. Justru hal itu mendatangkan tawaran untuk mengganti posisi orang yang lain lagi. Kemudian la mendapat tawaran untuk menjabat Qadhi Akbar (Hakim Agung), maka akhirnya ia dilantik sebagai Hakim Agung pada hari Sabtu, 12 Muharram 827 H dalam upacara yang meriah. Akan tetapi ia kemudian menyesal dengan jabatan itu, dan penyesalannya bertambah ketika para penguasa tidak membedakan antara orang yang memiliki keutamaan dengan yang lain. Mereka mencela tanpa batas apabila usulan mereka ditolak, tanpa melihat kebenaran dan kesalahan usulan tersebut. Bahkan mereka memusuhi karenanya. Sehubungan dengan hal itu, maka seorang qadhi harus bisa membujuk orang kecil dan orang besar, yang menyebabkan bahwa dengan mengikuti keinginan mereka berarti ia telah melukai dirinya. Maka kemudian ia meninggalkan dunia peradilan setelah digelutinya selama satu tahun, yaitu tepatnya pada tanggal 7 atau 8 Dzul Qa’dah 828 H. Kemudian ia diangkat kembali dalam jabatan yang sama pada tanggal 2 Rajab 828 H. Berita kembalinya ia menjadi hakim disambut dengan gembira oleh seluruh manusia, karena kecintaan mereka sedemikian besar, bahkan kali ini wilayah kerjanya ditambah dengan negara-negara Syam. Jabatan ini diakhiri dengan pengunduran dirinya pada ahad Kamis tanggal 16 Shafar 833 H. Kemudian ia diangkat kembali untuk yang kesekian kalinya pada tanggal 26 Jumadil Ula 834 H. Jabatan yang terakhir ini ia geluti sampai hari Kamis tanggal 5 Syawal 840 H. Dan akhirnya ia mengundurkan diri pada hari Senin tanggal 15 Dzul Qa’dah 846 H, karena ia memutuskan hukum tidak sesuai dengan kehendak Sultan. Kemudian Sultan memanggilnya, maka ia menjelaskan argumentasinya, sehingga ia kembali diangkat dalam jabatan tersebut hingga akhirnya ia melakukan ‘uzlah (mengasingkan diri) pada tanggal 8 Muharram 849 H, karena adanya fitnah atas dirinya yang sampai kepada Sultan. Kemudian ia diangkat kembali dalam jabatannya pada tanggal 5 Shafar 850 H hingga ia tersisihkan pada akhir bulan Dzul Hijjah 850 H. Kemudian diangkat kembali pada tanggal 8 Rabi’ul Tsani 852 H, hingga tersisihkan kembali dan dipecat dari jabatan tersebut setelah tujuh puluh hari. Maka kemudian ia zuhud dengan sempurna karena banyaknya fitnah dan kesusahan dalam jabatan itu.
Kegiatan Ilmiah Beliau
Secara keseluruhan ia menjadi hakim lebih dari dua puluh satu tahun. Beliau telah mengajar di berbagai tempat pendidikan di Kairo waktu itu, seperti di masjid-masjid, di madrasah-madrasah, dan sebagainya. Ia diberi kepercayaan untuk mengurus dan menjadi guru besar pada perguruan Al-Bibrisiyyah, memberi fatwa di Dar Al-’Adl, menyampaikan ceramah ilmiahnya di Al-Azhar dan Masjid Jami’ ‘Amr, dan kesempatan-kesempatan lainnya yang tidak didapatkan oleh orang lain pada waktu yang bersamaan. Ia mengajarkan hadits berdasarkan hapalannya kepada kurang lebih seribu majlis, sehingga ia sangat masyhur dan dikenal, dan para ulama pun berdatangan kepadanya. Sehingga para tokoh ulama dalam berbagai madzhab (waktu itu) pernah menjadi muridnya, dan para ulama pendahulunya mengakui hapalan, kepercayaan, pengetahuannya yang sempuma, semangatnya yang menyala, dan kecerdasannya yang tiada bandingnya. Al-’Iraqi mengakui bahwa ia adalah salah seorang rnuridnya yang paling tahu tentang hadits.
Banyak ulama dan huffazh menyusun buku secara khusus tentang riwayat hidupnya, yang terbaik di antaranya adalah Kitab Al-Jawahir wa Al-Durar fi Tarjamah A1-Hafizh Ibn Hajar karya seorang muridnya, As-Sakhawi. Sebagian dari naskah kitab ini terdapat di Dar Al-Kutub Al-Mishriyyah dalam bentuk fotografi, sedang aslinya terdapat di Paris.
Tidak asing kalau orang yang posisi keilmuan, keutamaan, kesalehan, dan ketakwaannya seperti dijelaskan di depan, maka sangatlah pantas kalau kitabnya, Bulugh Al-Maram, menjadi pegangan bagi kaum muslim dan menjadi panutan bagi orang-orang yang mencari hidayah. Maka semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baiknya balasan bagi orang alim atas ilmunya dan penasehat dari nasehatnya. Dan semoga Allah memberinya pahala dengan sebaik-baiknya, serta menyempurnakan limpahan rahmat dan ridha-Nya kepadanya. Dan semoga Allah memberi manfaat dan menunjukkan kita kepada jalan hidayah dan takwa berkat ilmu-ilmunya. Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam. Semoga shalawat dan salam-Nya semoga dicurahkan kepada nabi-Nya yang paling baik dan rasul-Nya vang paling utama, yaitu Muhammad. Semoga dicurahkan juga kepada keluarganya dan sahabatnya, serta orang yang mengikutinya sampai hari pembalasan.
(Sumber: saduran Kitab Al-Jawahir Wad-Durar fi Tarjamah Al-Hafizh Ibn Hajar karya As-Sakhawi, Muqaddimah Bulughul Maram Darul Fikr)

Catatan kecil ini kupersembahkan kepada semuanya hususnya kepada kedua orang tua kami, guru-guru kami, putra putri serta istri tercinta dan semua umat Rasulullah SAW. Kami mohon maaf jika dalam catatan ini banyak kekurangan dan kekeliruan. 

Dan terimakasih banyak jika ada koreksian dan masukan dari pembaca yang budiman. 

Semoga Allah SWT menerima amal yang sedikit ini, menjadi saksi kelak di hari kiamat di sisi kekasihNya dan obat serta wasilah bagi seluruh umat Rasulullah SAW. Aamiin.

اوصيكم واياي بتقوى الله, واستودعكم الله

والله أعلم بالصواب والمراد

 

Purwakarta, revisi : 23.31 WIB, Rabu 17 Dzulhijjah 1444 H / 05-07-2023 M.

Adh-dho'iif, Al-Faqiir, Adz-Dzaliil : Ahmad Fudoli Zaenal Arifin, Lc M.Ag